KOMPAS.com - Makan terlalu banyak garam telah sejak lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan risiko stroke yang lebih tinggi, gagal jantung, osteoporosis, penyakit ginjal hingga kanker perut.
Sementara itu, penelitian baru mengungkap makan terlalu banyak garam dapat mengurangi jumlah energi yang dapat dihasilkan sel imun atau sistem kekebalan dan mencegahnya bekerja secara normal.
Markus Kleinewietfeld, seorang profesor di Universitas Hasselt di Belgia mengatakan, banyak orang hanya mengetahui tentang risiko penyakit kardiovaskular, tetapi banyak penelitian telah menunjukkan bahwa makanan tinggi garam dapat mempengaruhi sel imun dengan berbagai cara.
Baca juga: Terbukti, Konsumsi Tinggi Garam Perbesar Risiko Kematian Pengidap Hipertensi
“Jika asupan tinggi garam mengganggu sistem imun dalam jangka waktu yang lama, hal itu berpotensi mendorong penyakit inflamasi atau autoimun dalam tubuh,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Beberapa tahun yang lalu, sekelompok peneliti di Jerman menemukan bahwa konsentrasi garam yang tinggi dalam darah dapat secara langsung memengaruhi fungsi sekelompok sel imun yang dikenal sebagai monosit, yang merupakan prekursor dari sel mirip Pac Man yang disebut fagosit yang mengidentifikasi dan melahap patogen dan sel yang terinfeksi atau mati di dalam tubuh.
Respons kekebalan dan risiko penyakit jantung meningkat
Dalam studi baru yang telah dipublikasikan di jurnal Circulation akhir April lalu, Kleinewietfeld dan rekan-rekannya melakukan serangkaian eksperimen untuk mencari tahu caranya.
Pertama, mereka memperbesar tautan itu di lab menggunakan tikus dan monosit manusia. Mereka menemukan bahwa dalam tiga jam setelah terpapar konsentrasi tinggi garam, sel kekebalan menghasilkan lebih sedikit energi, atau adenosin trifosfat (ATP).
Mitokondria, pembangkit tenaga sel, menghasilkan ATP dari energi yang ditemukan dalam makanan menggunakan serangkaian reaksi biokimia.
ATP kemudian memicu banyak proses seluler yang berbeda, seperti memperkuat otot atau mengatur metabolisme.
Secara khusus, para peneliti menemukan bahwa konsentrasi garam yang tinggi menghambat sekelompok enzim yang dikenal sebagai kompleks II dalam reaksi berantai yang menghasilkan ATP, yang menyebabkan mitokondria menghasilkan lebih sedikit ATP.
Dengan lebih sedikit ATP (lebih sedikit energi), monosit matang menjadi fagosit yang tampak abnormal.
Para peneliti menemukan bahwa fagosit yang tidak biasa ini lebih efektif dalam melawan infeksi.
Sayangnya, hal itu belum tentu baik, karena peningkatan respons kekebalan dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Banyak Konsumsi Makanan Asin Berbahaya untuk Jantung, Kok Bisa?
Para peneliti kemudian melakukan beberapa percobaan pada manusia. Pada eksperimen pertama, partisipan pria sehat mengonsumsi tablet suplemen garam setiap hari sebanyak 6.000 miligram - hampir tiga kali lipat jumlah yang disarankan - selama dua minggu.
Dalam eksperimen lain, sekelompok peserta makan pizza utuh dari restoran Italia.
Mereka menemukan, bahwa setelah makan pizza, yang mengandung 10.000 mg garam, mitokondria partisipan menghasilkan lebih sedikit energi.
Tetapi efek ini tidak bertahan lama, delapan jam setelah partisipan makan pizza, tes darah menunjukkan bahwa mitokondria mereka berfungsi normal kembali.
"Itu hal yang baik," kata Dominik Müller, seorang profesor di Pusat Max Delbrück untuk Pengobatan Molekuler di Asosiasi Helmholtz dan Pusat Penelitian Eksperimental dan Klinis di Berlin.
"Jika itu adalah gangguan yang berkepanjangan, kami akan khawatir sel tidak mendapatkan cukup energi untuk waktu yang lama."
Namun, peneliti belum menegtahui secara pasti, apakah mitokondria akan terpengaruh dalam jangka panjang jika seseorang secara konsisten mengonsumsi makanan tinggi garam.
Para peneliti juga masih mencari tahu, apakah konsumsi tinggi garam dapat berdampak pada sel lain, karena mitokondria ada di hampir setiap sel di tubuh.
Baca juga: Ketahui 5 Penyebab Perut Kembung, Termasuk Terlalu Banyak Konsumsi Garam
Kebiasaan Konsumsi Makanan Tinggi Garam Terbukti Mengacaukan Kinerja Sel Imun - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar