Baru-baru ini produk Nestle disebut tidak sehat. Dalam dokumen internal perusahaan bermotto "Good Food Good Life" itu menunjukkan 60 persen produk makanan dan minumannya tidak memenuhi standar kesehatan yang berlaku.
Makanan kemasan memang identik dengan label tidak sehat. Meskipun makanan kemasan tersebut menggunakan bahan sayuran atau buah yang baik untuk kesehatan, tapi tetap saja proses pengolahan dalam makanan kemasan bisa menimbulkan bahaya.
Meski umumnya masyarakat sudah tahu bahwa makanan kemasan bisa berdampak buruk pada tubuh, tapi konsumsi makanan kemasan tidak memudar. Dewasa ini, makanan kemasan tidak sulit dijumpai sehari-hari. Bahkan mungkin, makanan kemasan sudah lekat di keseharian masyarakat.
Jika melihat isi kulkas, misalnya, apakah bahan makanan yang Anda miliki bebas dari makanan kemasan? Karena kemudahan dan praktis, makanan kemasan jadi pilihan banyak orang.
Dokter spesialis gizi, Tan Shot Yen mengatakan, makanan kemasan berbahaya karena telah melalui banyak proses (ultra-processed). Makanan dibuat di pabrik, dikemas, siap saji, dan bisa langsung dikonsumsi kapan dan di mana saja.
Makanan ultra-processed diolah dengan berbagai cara seperti pemadatan, karbonasi, pengocokan, penambahan massa, pemipihan, dan lain-lain. Produk siap saji ini tentunya mengandung zat yang tidak dijumpai pada bumbu dapur seperti penstabil, pengawet, kasein, laktosa, dan gula tambahan.
"Pangan kemasan ultra-processed itu dipastikan ada kandungan pengawet, tinggi gula, garam, sehingga tidak baik dikonsumsi terus menerus," kata Tan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (7/6).
Konsumsi pangan kemasan yang melalui banyak proses tentunya berbahaya bagi kesehatan.
Makanan kemasan umumnya mengandung banyak gula, berisiko mengganggu gizi pada anak, pencetus diabetes, dan sindrom metabolik. Sehingga makanan kemasan ultra-processed jika dikonsumsi terus menerus bisa mencetus banyak masalah kesehatan.
"Masalah pangan ultra processed pencetus obesitas, pencetus gangguan gizi pada tumbuh kembang anak, pencetus penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, sindrom metabolik," ucap Tan.
Bahaya konsumsi makanan kemasan juga menjadi perhatian Ahli Gizi Tatik Bardosono. Ia menyebut, tingginya kandungan glukosa dan natrium membuat makanan kemasan tak baik untuk kesehatan.
"Kandungan yang tidak sehat dalam makanan kemasan adalah gula yang tinggi, garam, lemak, yang dikhawatirkan akan meningkatkan berat badan, kadar gula, dan tekanan darah," ucapnya.
Utamakan Mengupas, Hentikan Kemasan
BACA HALAMAN BERIKUTNYAKata Dokter soal Bahaya Konsumsi Makanan Kemasan - CNN Indonesia
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar