Warung makanan milik Priskilla, salah satu pedagang di Terminal Pulogebang, terlihat sepi. Makanan ringan yang dia jajakan juga masih penuh dan berjejer rapi.
Saat disambangi, Priskilla dan rekan sesama pedagang langsung menyambut dengan menawarkan menu makanan yang mereka jual. Kadang, mereka juga langsung menghampiri calon pembeli yang berada jauh darinya.
Kepada detikcom, Priskilla bercerita tentang sulitnya mendapatkan pembeli karena suasana terminal yang sepi. Memang masih ada 1-2 pembeli yang datang, walau sekadar membeli jajanan.
"Lumayan daripada kalau saya tutup, mendinglah ada yang beli 1-2 orang," kata Priskilla saat ditemui di terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (5/8/2021).
Pendapatan Priskilla turun drastis sejak pandemi COVID-19 melanda. Sementara dulu dia bisa mendapat Rp 500 ribu per hari, kini kondisinya jauh berbeda.
Tak cuma Priskilla, Santoso, penjual masker dan pakaian di Terminal Pulogebang, merasakan hal yang serupa. Tapi untuk bertahan hidup, mau tidak mau, dia tetap menjalankan usahanya.
"Sangat turun pastinya. Sehari ini saya nggak ada yang beli. Kalau tutup nggak bisa makan," ujarnya.
Beruntung, karena kios yang dia tempati milik pemerintah, Santoso masih dibebaskan dari biaya sewa.
"Kalau diminta sih keterlaluan. Tapi untungnya sekarang nggak (diminta sewa)," tuturnya.
(lir/lir)Curhat Pedagang Makanan di Terminal Pulogebang: Pembeli Cuma 1-2 Orang - detikNews
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar