KOMPAS.com - Makanan termasuk salah satu perawatan yang perlu diperhatikan setelah sunat.
Beberapa jenis makanan tertentu terkadang membuat orang yang baru dikhitan mengalami mual atau ingin muntah.
Selain itu, beberapa jenis makanan bisa menghambat proses pemulihan dan menambah rasa sakit setelah sunat.
Untuk itu, penting bagi setiap orang untuk memperhatikan beberapa pantangan makanan setelah sunat dan cara menjaga pola makan sehat setelah disunat.
Baca juga: 5 Manfaat Sunat untuk Kesehatan Laki-laki
Melansir Nano Medic Care, ada beberapa pantangan makanan setelah sunat yang perlu dihindari agar luka sunat bisa cepat kering, antara lain:
- Gula, susu, keju
Gula, pemanis buatan, susu, atau keju termasuk makanan yang bisa memicu peradangan pada kulit dan dapat menghambat proses penyembuhan luka sunat cepat kering.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Jenis makanan di atas dapat mencegah kolagen di kulit pecah, sehingga perlu dihindari orang yang habis sunat.
- Junk food, gorengan, keripik, permen
Makanan cepat saji termasuk segala jenis junk food, makanan ringan, gorengan, keripik, permen perlu dihindari setelah sunat atau operasi.
Selain bisa menyebabkan peradangan, makanan cepat saji juga dapat memicu sembelit. Sembelit setelah sunat bisa memengaruhi luka operasi jadi susah sembuh.
Baca juga: Ukuran Penis, Kenali 4 Faktor yang Memengaruhinya…
- Sosis, kornet, burger, nugget
Segala jenis makanan olahan dan berpengawet seperti sosis, kornet, burger, nugget, atau makanan instan biasanya tinggi gula, garam, dan nitrat.
Mengonsumsi makanan ini dapat menghambat proses penyembuhan luka setelah sunat. Seperti disinggung di atas, kelebihan gula bisa menyebabkan peradangan. Begitu juga dengan kelebihan garam dan nitrat.
- Jahe, lada, atau pala
Konsumsi rempah-rempah seperti jahe, lada, atau pala dalam jumlah kecil bisa bermanfaat bagi tubuh.
Tapi, terlalu banyak rempah-rempat setelah operasi seperti sunat bisa menghambat proses pembekuan darah. Kondisi ini rawan menyebabkan infeksi dan bisa memperparah luka yang baru disunat.
Baca juga: Penis Bernanah Bisa Jadi Tanda Penyakit Apa Saja?
- Keju, pizza, burger, biskuit
Makanan seperti keju, pizza, burger, biskuit, kue yang mengandung mentega biasanya tinggi lemak tak sehat.
Makanan berlemak tinggi ini bisa meningkatkan kadar insulin dan menghambat penyembuhan luka setelah sunat.
Setelah sunat, konsumsi makanan berlemak sehat seperti ikan kembung, salmon, sarden, atau teri.
- Roti tawar, roti putih, mi, pasta
Roti tawar, roti putih, mi, atau pasta termasuk jenis makanan utraproses yang dapat menghambat proses penyembuhan luka setelah sunat.
Ketimbang mengonsumsi makanan yang mengandung tepung terigu, orang yang baru disunat sebaiknya makanan yang terbuat dari gandum utuh atau beras merah.
Baca juga: Penis Bengkok, Normal atau Tidak?
Hal yang perlu diperhatikan saat memberikan makanan setelah sunat
Selain mempertimbangkan beberapa pantangan makanan setelah sunat di atas, ada baiknya pola makan setelah operasi diganti jadi sedikit-sedikit dan tidak bikin mual terlebih dahulu.
Melansir Royal Children’s Hospital, jika mual setelah operasi sunat sudah hilang, baru berikan makanan sehat. Untuk bayi, berikan air susu ibu (ASI) seperti biasa.
Jangan khawatir jika rasa mual dan muntah berlanjut selang satu atau dua hari setelah sunat.
Biasanya, dengan memberikan makanan dalam porsi kecil, rasa mual dan muntah bisa berkurang.
Setelah muntah, jangan langsung berikan makanan karena bisa menyebabkan perut makin mual. Berikan jeda setidaknya satu jam agar perut nyaman.
Apabila orang yang baru disunat terus-menerus muntah setelah lebih dari dua hari sunat, saatnya untuk berkonsultasi ke dokter.
Baca juga: 7 Penyebab Penis Kesemutan, Pria Perlu Tahu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.6 Pantangan Makanan Setelah Sunat - Kompas.com - kompas.com
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar