Liputan6.com, Jakarta - Penanganan sampah makanan harus dilakukan secara kolektif, dan para pelaku UMKM Kuliner pun bukan pengecualian. Bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta, Surplus Indonesia menggelar Workshop dan Sosialisasi Makanan Berlebih, beberapa waktu lalu.
Muh. Agung Saputra, founder Surplus Indonesia, mengungkap kegiatan ini membuat enam ratus sampai seribu UMKM Kuliner di Jakarta bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah makanan, menurut keterangannya dalam rilis pada Liputan6.com, baru-baru ini. Dalam kegiatan ini, peserta dibekali manajemen makanan berlebih.
Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi Surplus sebagai platform penjualan dengan konsep clearance sale. UMKM dikenakan biaya platform 10 persen untuk menggunakan layanan tersebut. Namun, UMKM yang baru bergabung akan diberikan promosi 0 persen biaya platform selama Februari--Juni 2022.
Selain itu, peserta juga diajarkan untuk memanfaatkan nasi berlebih jadi olahan baru seperti cireng dan pangsit nasi. Ini bisa jadi menu baru pada bisnis mereka atau dikonsumsi sehari-hari.
Menurut Agung, dampak kebijakan penanganan COVID-19 sejak 2020 telah membuat beberapa toko makanan, kantin, restoran, hotel, maupun kafe harus tutup lebih awal. Di sisi lain, makanan-makanan yang telah disiapkan pada prime time masih dalam kondisi aman dan layak, namun harus terbuang sia-sia karena tidak habis terjual.
Belum lagi berbicara tentang daya beli yang menurun, sehingga makanan tersebut berpotensi mubazir. Kepala Bidang Perindustrian Dinas PPKUKM, Dhani Hendranala, menganggap kolaborasi pelatihan dan sosialisasi pengelolaan makanan berlebih dengan Surplus Indonesia merupakan hal yang dibutuhkan di DKI Jakarta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Menurunkan Sampah Makanan
Targetnya, Agung menambahkan, kolaborasi yang masih akan terus dilakukan sampai akhir 2022 ini akan menurunkan sampah makanan di Jakarta sebesar 15--20 persen pada 2025. Selain Jakarta, pihaknya tidak menutup kemungkinan akan menyelenggarakan edukasi serupa di wilayah lain.
"Kolaborasi ini merupakan langkah pertama untuk mengurangi sampah pangan di DKI Jakarta, sekaligus memberi kontribusi positif bagi perkembangan perekonomian di Jakarta," Kepala Sudin PPKUKM Jakarta Timur, Olan Parulian, mengatakan.
Nyatanya, food waste memang masih jadi ancaman lingkungan yang serius di Indonesia. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut sampah makanan di Indonesia mencapai 23 juta ton-48 juta ton per tahun pada periode 2000 sampai 2019. Angka ini setara 115 kg hingga 184 kg sampah makanan per kapita per tahun, lapor Antara.
Bergerak bersama pelaku UMKM kuliner, Anda juga bisa menekan jumlah sampah makanan dari rumah. Setidaknya ada enam langkah simpel untuk aktif berpartisipasi dalam mengurangi limbah pangan.
Menekan Volume Sampah Makanan dari Rumah
Pertama, belanja seperlunya. Tidak perlu menyimpan stok makanan terlalu berlebihan yang berisiko terbuang karena rusak atau busuk. Kemudian, memasak sesuai porsi keluarga di rumah.
Ketiga, mengambil makanan ke piring sesuai porsi masing-masing dan selalu menghabiskannya. Praktik ini juga bisa dibarengi dengan mindful eating yang dipercaya meningkatkan kesehatan pencernaan.
Lalu, tahu cara menyimpan makanan yang benar agar tahan lama dan tidak mudah basi. Sebagai catatan, tidak semua bahan makanan harus masuk kulkas. Beberapa di antaranya justru akan lebih tahan lama jika disimpan dalam suhu ruang.
Kelima, pintar berkreasi dengan sisa makanan agar bisa dikonsumsi sampai habis. Lagi-lagi, ini dilakukan agar tidak ada makanan sisa yang dibuang. Terakhir, berbagi makanan berlebih, entah ke keluarga maupun tetangga.
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
UMKM Kuliner Turun Tangan Atasi Sampah Makanan - Liputan6.com
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar