Rechercher dans ce blog

Sabtu, 19 November 2022

Caviar, Dulu Makanan Nelayan Kini Jadi Mewah di Restoran - detikJabar

Bandung -

Mewah dan mahal, dua kata itu identik dengan Caviar. Makanan ini biasa tersaji di restoran-restoran bintang lima. Tapi siapa sangka jika Caviar dulunya adalah makanan para nelayan.

Dilansir dari detikFood, Caviar yang merupakan telur ikan sturgeon ini kerap jadi pelengkap hidangan utama makanan-makanan mewah dengan aroma dan rasanya yang unik.

Namun harganya yang mahal membuat tak semua orang bisa mencicipi Caviar. Makanan inipun akhirnya identik sebagai makanan mewah dan hanya dinikmati foodies kelas atas.


Tapi tahukah jika dilunya Caviar adalah makanan rakyat biasa? Bahkan Caviar jadi santapan umum sehari-hari para nelayan.

Menurut Mashed, dulunya pada abad ke-12, jumlah ikan sturgeon penghasil caviar ini sangat berlimpah dan dipancing seperti ikan lainnya. Ikan sturgeon dianggap tidak terlalu berharga kala itu.

Nelayan kemudian menyadari sturgeon betina dewasa memiliki banyak telur. Tak mau membuang begitu saja, mereka menjadikan telur ikan sturgeon sebagai santapan.

Caviar kemudian dianggap sebagai makanan sederhana karena disantap langsung begitu saja atau dijadikan topping bubur. Namun ketika kaisar pertama Rusia bernama Ivan IV Vasilyevich mengatakan ia suka caviar, hal ini diikuti banyak elit Rusia lain.

Dari dinasti Romanov hingga seterusnya, caviar diburu sebagai makanan lezat. Caviar pun mulai dinikmati kalangan atas.

Meski ada banyak jenis telur ikan yang bisa dikonsumsi, caviar harus berasal dari ikan sturgeon untuk bisa benar-benar disebut sebagai caviar. Proses pemanenan telur ini terbilang rumit.

Diperlukan waktu lama bagi ikan sturgeon betina menjadi cukup dewasa untuk menghasilkan telur. Tak semua telur ikan inipun berkualitas baik untuk menjadi caviar.

Lalu penawaran dan permintaan yang tinggi akan caviar membuat makanan ini menjadi bernilai. Belum lagi, populasi ikan sturgeon yang semakin langka.

Banyaknya kendala pada produksi caviar inilah yang membuat caviar begitu mahal. Diperlukan minimal 8 hingga 20 tahun untuk ikan sturgeon betina menjadi dewasa dan menghasilkan caviar.

Ikan sturgeon liar sekarang pun sudah terancam punah. Kebanyakan caviar saat ini berasal dari ikan sturgeon yang dibudidayakan. Pemanenan dan pengolahan caviar dilakukan secara eksklusif dengan tangan.

Caviar beluga adalah yang termahal dengan caviar dari Albino Beluga Sturgeon Iran dijual seharga USD 34.500 atau sekitar Rp 542 juta untuk satu kilogram. Sementara caviar Amerika biasanya yang paling terjangkau.

Seiring waktu, popularitas caviar berpindah dari Rusia ke Eropa. Harga jualnya pun tetap tinggi. Sementara di Amerika Serikat, caviar sangat murah karena tingginya populasi ikan sturgeon. Harga caviar bahkan sangat rendah sehingga bar biasanya memberikan caviar gratis sebagai makanan ringan.

Baru di abad ke-19, pengusaha Jerman Henry Schacht melihat peluang. Ia menjual caviar Amerika Serikat ke orang Eropa. Namun, dalam putaran ekonomi, caviar yang sama itu mulai dijual lagi ke konsumen Amerika Serikat.

Meski diberi label "Caviar Rusia", sesungguhnya sekitar 90% produk itu berasal dari Amerika Serikat. Kualitas yang dirasa baik dari Caviar Rusia palsu itu kemudian mendorong permintaan lebih tinggi hingga akhirnya caviar tetap menjadi komoditi dan makanan mewah sampai sekarang.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di detikFood dengan judul "Kini Makanan Mewah, Caviar Dulu Hanya Makanan Nelayan", lihat berita aslinya di sini.

(ral/tey)

Adblock test (Why?)


Caviar, Dulu Makanan Nelayan Kini Jadi Mewah di Restoran - detikJabar
Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelesiran ke Hokkaido, Jangan Lupa Cicipi Lima Makanan Populer Ini - BeritaSatu.com

[unable to retrieve full-text content] Pelesiran ke Hokkaido, Jangan Lupa Cicipi Lima Makanan Populer Ini    BeritaSatu.com Pelesiran ke H...