Makanan bergizi tidak harus mahal. Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Susianto MKM, Konsultan Gizi Universitas Indonesia saat berkunjung ke Mataram pekan lalu.
HAMDANI WATHONI, Mataram
Jargon pola makan empat sehat lima sempurna menurut Dr Susianto, Konsultan Gizi lulusan Universitas Indonesia sudah harus di-update. Ia memaparkan program baru yang telah diusulkan kepada Kementerian Kesehatan yang ia sebut ‘Isi Piringku’. Ini adalah menu makan yang dijelaskannya bisa memenuhi nutrisi bergizi kepada setiap orang.
Dalam pola makan Isi Piringku ini, setiap piring itu dibagi menjadi empat. “Sepertiga adalah makanan pokok yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau jagung, sepertiga lagi sayuran, seperenam lauk, dan seperenamnya buah,” urainya.
Dengan komposisi isi piring seperti ini, maka kebutuhan nutrisi seseorang bisa terpenuhi dengan baik. Bahkan, makanan yang disajikan dengan pola ini justru akan menyehatkan. “Makanan itu sebenarnya obat. Tetapi kita lihat saat ini justru banyak orang yang menjadikan obat (kapsul, pil atau tablet) sebagai makanan karena harus diminum tiga kali sehari seperti orang makan,” cetusnya tersenyum.
Banyak orang yang kondisi kesehatannya sudah mulai terganggu meski usianya terbilang masih muda. Ada yang hipertensi, penyakit jantung, ginjal atau yang lainnya. Semua hal tersebut terjadi salah atau faktornya dijelaskannya adalah akibat pola makan yang tidak benar.
“Kadang orang isi piringnya karbohidrat saja. Sudah makan nasi, lagi ditambah mi tidak ada sayuran, lauk dan buahnya. Ini kan sering kita temui,” katanya tertawa.
Kemudian ada juga menu nasi goreng yang nasinya penuh satu piring. Kemudian lauknya hanya sedikit dan kadang tidak pakai sayur. Pola makan yang sudah dianggap biasa ini juga menurutnya harus mulai diubah. “Karena yang sehat itu ya itu tadi. Harus proporsional isi piringnya antara makanan pokok mengandung karbohidrat, serat dari sayuran, protein dan lemak dari lauk dan vitamin dari buah-buahan,” jelas pria yang sering diundang menjadi pemateri di berbagai negara tersebut.
Makanan yang sehat akan menentukan kualitas metabolisme seseorang. Bahkan cenderung berpengaruh besar pada kesehatan semua organ tubuh. Maka, jika ingin tetap sehat hingga usia tua, ia menyarankan bagi siapapun untuk memperhatikan apa yang dimakan mulai saat ini. Tidak ada kata terlambat.
Penting juga bagi seseorang untuk memahami kalori dalam makanan yang dikonsumsi. Dr Susianto yang juga President World Vegan Organization tersebut menjelaskan jika kalori itu bisa datang dari bahan makanan nabati dan hewani.
Namun kalori dari bahan makanan nabati disebutnya lebih baik karena tidak mengandung kolesterol jahat. Ditambah lemak jenuhnya juga rendah. “Kolesterol ini yang menyebabkan resiko penyakit jantung, stroke dan hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Sementara kalau lemak nabati itu lebih sehat,” paparnya.
Bahan makanan nabati juga disebutnya bisa menurunkan kolesterol jahat. Selain kandungan gizinya sebenarnya bisa sangat lengkap untuk tubuh. Salah satu bahan makanan nabati yang menurutnya sangat baik dikonsumsi adalah tempe.
“Tempe adalah hadiah Indonesia untuk dunia. Tempe adalah makanan khas Indonesia. Pada abad ke 17 , tempe sudah menjadi makanan istana di sejumlah kerajaan. Terutama Jawa dan Bali,” ungkapnya.
Hal ini juga ia paparkan di sejumlah bukunya tentang tempe. Ia meneliti jika tempe sudah dibuat orang Indonesia 400 tahun lalu. “Makanya dunia belajar buat tempe ke Indonesia. Karena gizinya mengalahkan daging. Namun karena harganya murah meriah, banyak yang menganggap tempe makanan kelas bawah. Itu salah!” tegasnya.
“Tempe itu makanan raja karena sudah ada dalam istana sejak zaman kerajaan. Tempe kaya zat besi, kalsium dan protein tinggi,” sambungnya.
Namun ia juga menjelaskan tidak ada satu gizi yang hanya bisa berdiri sendiri. Tubuh manusia butuh lima zat gizi. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Semua ini mesti seimbang. Meski tempe ini juga mengandung semuanya, namun ia mengatakan harus ada makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi sesorang. “Maka acuannya adalah pola makan dengan Isi Piringku,” tandasnya. (*/r3)
Konsultan Gizi UI, Dr. Susianto: Tempe Makanan Raja, Melebihi Gizi Daging - Lombok Post
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar