KOMPAS.com - Mayoritas masyarakat Indonesia diketahui tidak bisa mengakses kebutuhan makanan bergizi seimbang atau makanan sehat. Hal ini terjadi karena harga pangan yang relatif mahal.
Berdasarkan riset dari Harian Kompas, biaya yang perlu dikeluarkan orang Indonesia untuk membeli makan bergizi seimbang adalah sebesar Rp 22.126 per hari atau Rp 663.791 per bulan.
Harga tersebut berdasar standar komposisi gizi Healthy Diet Basket (HDB), yang juga digunakan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO).
Dengan biaya sebesar itu, ada 68 persen atau 183,7 juta orang Indonesia yang tidak mampu memenuhi biaya tersebut.
Baca juga: Kereta Cepat Minta Konsesi Jadi 80 Tahun, Menhub Jonan Dulu Menolaknya
Hitungan lain yang digunakan dalam analisis ini adalah standar Bank Dunia yang menetapkan pengeluaran untuk bahan pangan maksimal 52 persen dari pengeluaran total keluarga.
Untuk menentukan jumlah bahan pangan bergizi seimbang, analisis ini menggunakan aplikasi kalkulator biaya pangan yang dikembangkan oleh tim riset Food Prices for Nutrition dari Tufts University Amerika Serikat.
Gizi seimbang artinya menu dengan porsi seimbang antara makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein dan lemak), sayuran dan buah, serta air minum.
Sementara itu daerah dengan persentase penduduk yang tidak bisa mengakses makanan sehat tertinggi adalah NTT sebesar 78 persen, Maluku Utara 70 persen, Sulawesi Barat 69 persen, dan Maluku 68 persen.
Baca juga: Mengapa Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Paling Mahal di Dunia?
Berikut 34 daerah dengan persentase tertinggi hingga terendah penduduk yang tidak bisa mengakses makanan seimbang dikutip dari laporan Harian Kompas:
- NTT 78 persen
- Maluku Utara 70 persen
- Sulawesi Barat 69 persen
- Maluku 68 persen
- Sulawesi Tenggara 64 persen
- Kalimantan Barat 61 persen
- Jawa Timur 61 persen
- Jawa Tengah 60 persen
- Gorontalo 58 persen
- Indonesia (rata-rata) 57 persen
- Sulawesi Tengah 57 persen
- Sulawesi Utara 57 persen
- Sulawesi Selatan 57 persen
- Lampung 56 persen
- Papua 56 persen
- NTB 55 persen
- Papua Barat 54 persen
- Bengkulu 53 persen
- Aceh 51 persen
- Jawa Barat 50 persen
- Jambi 50 persen
- Yogyakarta 50 persen
- Sumatera Utara 49 persen
- Kalimantan Selatan 47 persen
- Kalimantan Tengah 46 persen
- Banten 44 persen
- Bali 42 persen
- Sumatera Barat 40 persen
- Riau 37 persen
- Kalimantan Timur 37 persen
- Bangka Belitung 28 persen
- DKI Jakarta 28 persen
- Kalimantan Utara 27 persen
- Kepulauan Riau 23 persen
Baca juga: Satu Galon Berapa Liter Air? Ini Cara Menghitungnya
Data ini diolah dari Harga Konsumen Beberapa Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 90 Kota di Indonesia Tahun 2021 (BPS), Data Mikro Susesnas Maret 2021 (BPS), dan kalkulator Cost of a Health Diet penelitian Food Price for Nutrition Tufts University Amerika Serikat.
Hasil analisis Kompas tidak jauh berbeda dari analisis FAO tahun 2021 yang menunjukkan bahwa ada 69,1 persen penduduk Indonesia yang tidak mampu membeli pangan bergizi.
Meski demikian, perlu diketahui, FAO mencatat bahwa di Indonesia proporsi warga yang tidak mampu membeli pangan bergizi saat ini mengalami perbaikan dibandingkan 4 tahun sebelumnya.
Pada 2017, proporsi penduduk yang tidak mampu membeli pangan bergizi mencapai 70,7 persen. Ada perbaikan pada 2018 (68,9 persen) dan 2019 (67,3 persen). Namun, kembali meningkat menjadi 69,1 persen akibat pandemi Covid-19.
Artikel ini bersumber dari laporan Jurnalisme Data di Harian Kompas berjudul "
Lebih Separuh Penduduk Indonesia Tak Mampu Makan Bergizi".
Baca juga: Apa yang Membuat Qatar Begitu Kaya Raya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Mayoritas Penduduk RI Tak Mampu Membeli Makanan Bergizi - Kompas.com - Kompas.com
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar