RADARSOLO.ID – Sebelum menyuapi buah hatinya, para ibu terbiasa meniup atau menjilati makanan terlebih dahulu. Terutama makanan atau minuman yang masih panas. Mencegah lidah si buah hati terluka.
Tapi, kebiasaan ini dinilai kurang baik bagi kesehatan anak. Karena berpotensi menularkan penyakit. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Nah, meminimalkan praktik meniup dan menjilat makanan atau minuman saat menyuapi si buah hati, tim Robotik Lusavor Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta punya solusinya. Yakni Die Essensbox atau robot penurun suhu makanan.
Tim ini terdiri dari para siswa madrasah tersebut. Yakni Mufti Muammarul Haq, Tiara Vania Wijaya, dan Fitria Nur Ramadhani Azzahra. Nama Die Essensbox diambil dari bahasa Jerman, artinya kotak makanan.
“Pembuatan sekitar satu minggu. Mulai dari perencanaan sampai tahap perakitan robot. Semuanya dikerjakan siswa. Dibimbing para guru pendamping,” terang guru pembimbing robotik MAN 1 Surakarta Prihantoro Eko Sulistyo, kemarin (24/9).
Die Essensbox dilengkapi sensor DHT 11. Berfungsi mendeteksi suhu dan kelembaban makanan. Dilengkapi mini cooling fan untuk pendingin suhu makanan. Di bagian luar, dilengkapi light emitting diode warna merah, hijau, dan kuning sebagai lampu indikator.
“Komponen yang kami gunakan cukup sederhana. Pakai arduino uno sebagai micro controller. Termasuk adaptor sebagai konverter arus AC menjadi DC. Sedangkan bahan boks luar pakai akrilik. Robot ini juga didesain untuk penyimpanan makanan,” imbuhnya.
Sistem kerja Die Essensbox cukup praktis. Makanan atau minuman yang masih panas, dimasukkan ke dalam kotak. Otomatis, panas dan kelembaban akan terdeteksi oleh sensor DHT 11. Data tersebut diolah oleh arduino uno. Kemudian perintahkan cooling fan untuk berputar, supaya suhu di dalam boks dingin.
Tingkatan suhu di dalamnya, akan terdeteksi melalui layar LCD yang diletakkan di atas boks. Ketika suhunya masih panas, lampu LED merah akan menyala. Jika suhu hangat, LED hijau yang menyala. Sedangkan kalau suhunya normal, giliran LED biru yang menyala. Prosesnya pendinginan hanya butuh sekitar 2-3 menit.
“Pengguna bebas memilih, mau menyantap makanan dalam kondisi hangat atau normal. Jadi, bisa dikatakan Die Assenbox adalah robot yang mampu menurunkan suhu makanan dalam waktu singkat secara otomatis. Tanpa takut lidah terbakar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MAN 1 Surakarta Slamet Budiyono mendukung penuh kreativitas dan inovasi siswanya. Baik dari sisi akademik maupun nonakademik. Dia juga menyebut, banyak siswanya punya kompetensi unggul di bidang robotik. bahkan berhasil mengharumkan nama Kota Solo di kancah internasional.
“Salah satunya Die Essensbox ini. Berhasil menyabet juara 3 kompetisi ASEAN Robotic Day 2021. setelah melewati tahapan paper test dan presentation test pada 21-22 September secara virtual. Para pesertanya datang dari negara-negara Asia Tenggara,” ungkapnya bangga.
Rasa bangga juga meluncur dari mulut Tiara Vania Wijaya. Dia dkk tak terpikirkan bisa menyabet juara ketiga di ajang internasional. Mengingat persiapan sejak perencanaan hingga perakitan cukup mepet. “Alhamdulillah, tidak menyangka bakalan jadi juara 3. Uji coba robot hanya dua hari,” singkatnya. (ian/fer/dam)
Die Essensbox: Hitungan Menit, Makanan Cepat Dingin - Radar Solo
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar