Jakarta, Beritasatu.com – Kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia menghasilkan limbah atau sampah makanan 184 kg/tahun per kapita. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah makanan di Indonesia menyumbang sebesar 44% atau hampir separuh dari total sampah di Indonesia. Artinya, dengan mengurangi sampah makanan, tentu akan berdampak secara signifikan terhadap pengurangan sampah secara keseluruhan.
Jika makanan hilang atau terbuang menjadi sampah, hal ini tentunya menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya yang buruk dan dampak negatif lingkungan terutama dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Secara tidak langsung, pengurangan susut dan limbah pangan dapat memberikan dampak positif dari sisi sosial, yaitu dari sisi ketahanan pangan dan kebutuhan nutrisi masyarakat. Dari sisi ekonomi, pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan dengan meningkatkan efisiensi dan meminimalisir kehilangan makanan di setiap lini rantai pasoknya.
Guna mengatasi hal tersebut Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) meluncurkan Gotong Royong Atasi Susut dan Limbah Pangan 2030 (GRASP) 2030. Hal ini sebuah inisiatif yang mendorong para pemangku kepentingan di seluruh rantai sistem pangan untuk berkolaborasi dalam menyusun solusi untuk mengurangi susut dan limbah pangan.
“GRASP 2030 adalah inisiatif berbasis voluntary agreement, di mana semua pihak bergabung secara sukarela untuk bertindak bersama karena urgensi isu food loss and waste. Hal ini merupakan wujud komitmen sektor swasta untuk mewujudkan rantai pangan yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada P4G yang mendanai program ini, sehingga GRASP 2030 ini dapat dimulai. GRASP 2030 tidak hanya akan menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi masalah sampah dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, tetapi juga dapat meningkatkan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan,” kata Presiden IBCSD, Shinta Kamdani, dalam keterangannya saat webinar Kamis (9/9/2021).
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto menyampaikan sejak Indonesia menjadi anggota pada September 2019 lalu, Partnering for Green Growth and Global Goals 2030 (P4G), Bappenas bersama-sama dengan Shinta Kamdani dari IBCSD, dan Tri Mumpuni sebagai co-chair Indonesia P4G National Platform telah mendukung sejumlah kemitraan di Indonesia. Aksi Gotong Royong Atasi Susut & Limbah Pangan 2030 adalah inisiatif tindak lanjut dari Halving Food Loss and Waste by Leveraging Economic Systems (Flawless) yang didukung oleh P4G sebagai wadah bagi pihak swasta untuk kegiatan-kegiatan terkait food loss and waste.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen memaparkan ketika berbicara tentang rantai nilai pangan, dari produksi hingga konsumsi, penting bagi Indonesia untuk mengidentifikasi berbagai strategi di semua tingkatannya. Tantangan bagi setiap negara adalah bahwa semua memiliki target dan aktor yang berbeda di level yang berbeda.
"Saya sangat menghargai semua pembicaraan dan kerja sama yang telah kita lakukan dengan Bappenas dan saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk terlibat dalam hal ini,” jelasnya.
GRASP 2030 dibangun berdasarkan keberhasilan nyata dari apa yang telah dilakukan oleh WRAP (Waste & Resources Action Programme), mitra IBCSD dalam mengembangkan GRASP 2030. Dalam paparannya, Claire Kneller, Head of Asia Pacific WRAP menyampaikan, “Limbah makanan adalah masalah lingkungan yang sangat besar dan penelitian terbaru kami dengan UNEP jelas menunjukkan bahwa itu fakta kehidupan di lebih banyak negara daripada yang diperkirakan sebelumnya. Bagi Indonesia, peluncuran GRASP 2030 sangat penting dan strategis dalam perjuangan global melawan limbah makanan.”
Selain itu, dalam acara peluncuran virtual bertajuk “Reinforce Food Loss and Waste Partnership Actions thourgh GRASP 2030” hadir pula beberapa perwakilan perusahaan dan instansi yang telah bergabung dalam GRASP 2030. Melalui hal ini, bisnis dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola susut dan limbah makanan, meningkatkan reputasinya dalam hal keberlanjutan mendapatkan lebih banyak koneksi dan jejaring.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
Indonesia Hasilkan Limbah Makanan 184 Kg Per Tahun Per Kapita - BeritaSatu
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar