Dudi Lutpy begitu piawai mengolah bahan-bahan masakan. Ia mengenakan celemek dan seragam oranye khas relawan. Dudi merupakan Komandan Dapur Posko Relawan Indonesia bencana gempa di Kabupaten Cianjur, Jabar.
"Saya selalu kenyang duluan sebelum makan. Sudah kenyang karena asap makanan yang kita masak. Biasanya, kalau makan paling akhir," kata Dudi saat membuka perbincangan dengan detikJabar di Posko Relawan Indonesia di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (26/11/2022).
Dudi bertanggungjawab atas kebutuhan makanan di posko pengungsian yang dekat dengan lokasi dapur umum Relawan Indonesia. Posko Relawan Indonesia sendiri berlokasi di antara Desa Sukamulya dan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang.
Saat detikJabar mengunjungi posko ini, sejumlah ibu-ibu sosialita menyalurkan bantuan sembako, buah-buahan dan kebutuhan gizi lainnya untuk korban gempa.
Dudi dengan sigap langsung memikirkan menu masakan yang bakal disajikan. Racikan masakan ini disesuaikan dengan bahan makanan yang diterima dari donatur. Hari ini Dudi dibantu relawan lainnya memasak mi dan telur goreng sekitar 250 porsi.
"Kita harus punya kemampuan untuk memasak dalam porsi besar. Kalau dapur umum kita ini membantu untuk kebutuhan makan siang para pengungsi, para relawan lainnya juga yang membantu korban," jelas Dudi.
Aktivitas Dudi memasak bagi para pengungsi. Foto: Sudirman Wamad/detikJabar
|
Dudi juga memikirkan tentang kebutuhan gizi para pengungsi. Sehingga, sajian menu masakan pun harus berganti. Ia datang ke lokasi bencana sejak Senin (21/11) malam. Selama di Cianjur, Dudi sudah memasak berbagai menu, ayam kecap, mi-telur goreng, oreg, dan lainnya.
"Ini atas nama kemanusian. Kita salurkan ke posko pengungsian terdekat, kadang juga ada datang yang ke sini," ucapnya.
Tempur di Dapur
Dudi mengatur manajemen dapur selama di posko. Ia mengatur sistem pergantian yang memasak dan juga mengelola logistik agar bisa disalurkan tepat waktu. Stok bahan makanan di posko relawan, menurut Dudi, masih cukup untuk seminggu ke depan. Ia juga sudah merencanakan menu masakan untuk besok hari.
Bagi Dudi, perut korban pengungsian adalah urusan utama. Peran sebagai komandan dapur telah ia nikmati sejak 2004 silam, tepatnya saat bencana tsunami di Aceh.
"Karena, kalau saat bencana itu memang yang paling seksi adalah bagian rescue. Tapi, kita juga harus memikirkan kebutuhan makanan pengungsi dan relawan," tuturnya.
"Saya paling senang kalau lihat pengungsi menenteng masakan, bantuan yang kita berikan. Mereka kenyang, kami senang," ucap Dudi menambahkan.
Komandan dapur yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Provinsi Relawan Indonesia Jabar itu mengaku awalnya 'dipaksa' menjadi penanggungjawab dapur. Perlahan Dudi menikmatinya. Ia terus mengasah kemampuannya dalam menyajikan makanan dalam keadaan darurat.
Dudi juga menceritakan saat memasakan dalam jumlah ribuan porsi setiap hari. Banjir yang terjadi di Jakarta pada beberapa tahun terakhir, tepatnya di Kampung Melayu DKI Jakarta. ia memasak sekitar 5.000 porsi per harinya.
"Setiap kali masak untuk sekali distribusi, misal makan pagi itu sampai 1.500 porsi per hari. Itu tiga kali dalam sehari waktu di Kampung Melayu," kata Dudi.
Sementara itu, Abdul Qodir salah seorang pengurus Relawan Indonesia Jabar, mengatakan lembaganya tak hanya menyalurkan makanan. Relawan Indonesia juga menyalurkan bantuan bahan mentah.
"Kita salurkan bahan mentah, karena ada posko pengungsian yang sudah punya dapur umum sendiri. Jadi kita petakan," ucap Qodir.
(sud/orb)Saat Perut Kenyang Duluan Sebelum Bantuan Makanan Tersalurkan - detikJabar
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar