KOMPAS.com - Bulimia Nervosa adalah gangguan makan serius yang ditandai dengan kecenderungan untuk memuntahkan kembali makanan yang telah dimakannya.
Bulimia adalah gangguan mental yang berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Tapi, memuntahkan makanan bukan satu-satunya cara yang dilakukan penderita bulimia untuk mencegah kenaikan berat badan.
Padahal, siklus makan sebanyak-banyaknya lalu memuntahkannya bukanlah cara yang efektif untuk menurunkan berat badan.
Baca juga: Suka Memuntahkan Makanan, Waspadai Bulimia
Ini dikarenakan tubuh manusia mulai menyerap kalori sejak memasukkan makanan ke dalam mulut.
Jika Anda muntah tepat setelah makan besar, Anda biasanya hanya menghilangkan kurang dari 50 persen kalori yang Anda konsumsi.
Selain memuntahkan makanan, penderita bulimia kemungkinan juga melakukan diet ketat, puasa, olahraga berlebihan, atau menggunakan obat pencahar, pil, atau enema.
Lalu apa gejala dan penyebab bulimia nervosa?
Gejala dan tanda bulimia
Dilansir Everydayhealth, Selasa (13/10/2020) gejala bulimia dapat berbeda dari masing-masing individu, di antaranya sebagai berikut:
1. Makan makanan dalam jumlah besar secara terpisah
2. Tidak dapat mengontrol seberapa banyak Anda makan
3. Muntah setelah makan
4. Menggunakan obat pencahar, diuretik, atau pil lain setelah makan meski tidak diperlukan
5. Berolahraga atau berdiet secara berlebihan
6. Sering mengalami perubahan berat badan
7. Sering pingsan atau pusing
8. Tampak perubahan fisik akibat muntah, seperti bau mulut, gigi rusak, bengkak di sekitar pipi, pembuluh darah pecah di mata, atau kapalan di buku-buku jari (karena tersedak)
9. Merasa sembelit atau kembung
10. Merasa lelah
11. Mengalami perubahan periode menstruasi
12. Terlibat dalam perilaku berulang, rahasia, atau antisosial terkait makanan
13. Sangat memperhatikan berat badan
14. Menggunakan suplemen makanan secara tidak benar
Baca juga: 6 Pertanyaan Ini Bisa Ungkap Adanya Gangguan Makan
Para ahli dan dokter belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan bulimia. Namun, hal hal seperti Gen, riwayat keluarga, status kesehatan mental, pengalaman hidup, harga diri, dan faktor lainnya mungkin dapat menjadi penyebab.
Ilmuwan juga sedang mempelajari apakah ada perubahan kimiawi tertentu di otak, seperti perubahan kadar serotonin, dapat memengaruhi risiko seseorang terkena gangguan makan seperti bulimia.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena gangguan bulimia, antara lain :
- Memiliki citra tubuh yang buruk atau harga diri yang rendah
- Mengalami perubahan hidup yang penuh tekanan
- Memiliki riwayat penyalahgunaan zat
- Didiagnosis dengan depresi, kecemasan, atau gangguan kesehatan mental lainnya
- Mengalami trauma atau pelecehan atau menderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda merasa menderita bulimia, penting untuk jujur kepada dokter tentang kebiasaan makan dan metode penurunan berat badan Anda.
Karena, gangguan makan ini dapat menyebabkan efek berbahaya pada tubuh Anda jika tidak ditangani.
Siapapun bisa menderita bulimia. Namun, hal ini cenderung lebih sering dialami oleh banyak wanita daripada pria. Sebanyak 2 persen wanita mengalami gangguan makan ini.
Baca juga: Kebiasaan Makan Cabai Bisa Memperpanjang Umur, Benarkah?
Mengenal Penyebab dan Gejala Bulimia Nervosa, Kebiasaan Memuntahkan Makanan - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar